JAKARTA, KOMPAS.com - Ketatnya persaingan ruko di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, memicu kenaikan harga fantastis. Harga ruko untuk ukuran 5 x 13 meter dengan 3 lantai mencapai Rp 8 - 10 miliar, sedangkan harga tanahnya Rp 30 - 40 juta per meter persegi.
Menurut Direktur Century 21 Gading, Ali Hanafia, ketika ditemui di Jakarta, Rabu (18/7/2012) kemarin, harga ruko senilai Rp 10 miliar sangat tidak ideal. Sepatutnya, harga untuk ruko paling tinggi di Kelapa Gading adalah Rp 8 miliar.
"Satu unit ruko di Jalan Boulevard Barat itu bisa mencapai Rp 8 - 10 miliar. Menurut saya, harga sampai Rp 10 miliar itu crazy prize," kata Ali.
Ali mengatakan, harga ruko yang fantastis ini kerapkali dipilih para pebisnis maupun investor di Kelapa Gading. Alasannya, karena mereka membutuhkan tempat untuk usaha atau berkantor.
"Melihat kebutuhan akan tempat cukup tinggi di kawasan ini, kami tawarkan perkantoran Kirana Two Tower dengan harga jauh lebih murah Rp 15,5 juta per meter persegi atau sekitar Rp 1,8 miliar per unit," ujarnya.
Perkantoran Kirana Two di Jalan Yos Sudarso ini, lanjut Ali, dapat menjadi alternatif kantor perusahaan lokal maupun multinasional yang membutuhkan ruang di Kelapa Gading.
Direktur PT Nusa Kirana, Sjamhudi menjelaskan, Kirana Two adalah perkantoran dengan status lease dan strata title, di Jalan Boulevard Timur, Kelapa Gading. Posisi ini dinilai strategis, karena tahun ini Pemda DKI merencanakan pelebaran Jalan Boulevard Timur menjadi ROW 36, dan dari arah Gading Pelangi menuju Pulo Gadung dilebarkan menjadi ROW 50. Dibangun di atas lahan seluas sekitar 4.900 meter persegi, gedung ini terdiri dari satu tower dengan 19 lantai terdiri dari 14 lantai untuk kantor dan 5 lantai parkir.
"Kantor ini cocok untuk berbagai usaha, terutama perbankan, perusahaan asuransi dan keuangan," katanya.
Tren perkantoran
Di Kelapa Gading, kata Ali, bukan tak mungkin berkembang area perkantoran mengingat padatnya kemacetan dari dan menuju perkantoran di Central Business Distric (CBD) Jakarta. Kemacetan ini memboroskan waktu perjalanan sehingga menjadi tidak produktif.
"Dulu orang menertawakan ketika Alam Sutera membangun perkantoran di luar Jakarta. Kenyataannya memang laku, karena kemacetan dari dan menuju kantor di CBD mengurangi produktivitas," katanya.
Ali melihat pembangunan perkantoran di luar CBD Jakarta dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi tren. Saat ini, pembangunan kantor luar CBD bisa dilihat dari pembangunan yang mendekati perumahan padat seperti di Puri, Jakarta Barat, TB. Simatupang di Jakarta Selatan, Sunter, Pantai Indah Kapuk, dan Kelapa Gading di Jakarta Utara.
"Di Kelapa Gading ini terutama Jalan Yos Sudarso bisa menjadi tren perkantoran luar CBD Jakarta," ujarnya.
http://properti.kompas.com/read/2012....Rp.10.Miliar.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.