TEMPO.CO, Santa Maria - Kebakaran hebat melanda sebuah klub malam yang ramai di selatan Brasil Minggu dinihari, menewaskan lebih dari 230 orang. Sebagian besar korban, yang merupakan pengunjung klub, mengalami sesak nafas karena asap memenuhi ruangan, sedangkan pintu keluar tertutup tubuh para korban yang lemas. Insiden ini merupakan kebakaran terburuk yang melanda klub malam dalam satu dasawarsa terakhir.
Saksi mata mengatakan api bermula saat kembang api dinyalakan oleh anggota band yang tengah manggung di klub malam Kiss di Santa Maria, di wilayah Rio Grande do Sul. Namun, aparat yang berwenang belum menyimpulkan dari mana api berasal.
Tayangan televisi menunjukkan asap mengepul keluar dari klub itu. Para pemuda bertelanjang dada bergabung dengan petugas pemadam kebakaran menggunakan kapak dan palu untuk membuka akses menuju gedung itu, menyelamatkan korban yang masih terperangkap.
Guido Pedroso Melo, komandan pemadam kebakaran kota, mengatakan kepada surat kabar O Globo bahwa petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan masuk ke dalam klub. "Jenazah para korban yang tewas menghalangi pintu masuk," ujarnya.
Michele Pereira, salah seorang pengunjung yang selamat, mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa dia berada di dekat panggung ketika para anggota band menyalakan kembang api, yang memulai kebakaran tersebut. "Tiba-tiba mereka menghentikan pertunjukan dan melihat ke atas," katanya. Saat itulah mereka menyadari, langit-langit telah terbakar dan dalam hitungan detik api menyebar.
Gitaris Rodrigo Martins mengatakan kepada Radio Gaucha bahwa band Gurizada Fandangueira mulai bermain pukul 02.15 dinihari. "Kami baru memainkan lima lagu ketika kebakaran terjadi," katanya. "Ini mungkin terjadi karena Sputnik, mesin yang kami gunakan untuk menciptakan efek bercahaya dengan percikan api. Sebelumnya alat ini tak pernah bermasalah."
Dia menyatakan penabuh akordeon, Danilo Jacques, turut menjadi korban tewas, sedangkan lima anggota lainnya berhasil keluar dengan selamat.
Pejabat kepolisian Mayor Cleberson Braida Bastianello mengatakan melalui telepon bahwa jumlah korban meningkat menjadi 233 orang, dengan banyaknya korban yang meninggal di rumah sakit. Ia menyatakan jumlah korban mungkin akan terus bertambah, mengingat belum semua pengunjung keluar.
Menteri Kesehatan Alexandre Padhilha mengatakan pada konferensi pers bahwa lebih dari 117 orang dirawat di rumah sakit. Mereka kebanyakan mengalami keracunan akibat asap. "Hanya beberapa menderita luka bakar serius," katanya.
Presiden Brasil, Dilma Rousseff, memutuskan pulang saat menghadiri pertemuan puncak Amerika-Eropa Latin di Chile. "Ini adalah tragedi bagi kita semua," kata Rousseff.
Sumber
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.