Kompas | Rabu, 2 Januari 2013
Beberapa waktu lalu, dalam sebuah wawancara, kepala unit Enterprise Google Amit Singh sesumbar bahwa Google bisa merebut 90 persen pengguna Microsoft Office dengan rangkaian aplikasi dan jasa cloud miliknya.
Akan tetapi, sebelum bisa menarik hari para pengguna Office, target ambisius yang dicanangkan Google itu agaknya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
Seperti dikutip dari GeekWire, Google saat ini sedang membuka sejumlah lowongan kerja. Menariknya, salah satu syarat yang disebutkan adalah para calon pegawai harus menguasai Microsoft Office. Padahal, aplikasi perkantoran populer inilah yang hendak dikalahkan oleh Goolge melalui Apps miliknya.
Lowongan "YouTube Product Specialist", misalnya, mensyaratkan pelamar memiliki "kemampuan modeling dengan Microsoft Excel (pivot table, macro, dan lainnya.) serta keterampilan PowerPoint berikut pengalaman dalam bidang database (SQL, Microsoft Access, dll)".
Ada pula lowongan Insights and Innovation Analyst yang mengharuskan calon tenaga kerja mempunyai "keahlian dengan alat analisa dan presentasi, termasuk Excel (pivot tablet, grafik, dan functions) dan Power Point".
Adanya persyaratan-persyaratan tersebut menyiratkan kesan bahwa Google sendiri masih menganggap Office sebagai standar de facto, bertolak belakang dengan keinginan Google untuk mengalahkan Microsoft.
Soal ini, seorang pegawai Roche -perusahaan yang memakai produk Google- berkomentar, "Saya pikir masih banyak perusahaan yang memerlukan Microsoft Excel- sebagian besar dari kami sering memakai banyak fungsi yang tidak tersedia di Google Spreadsheet."
_____________
komentar, ke kantor gugle indonesia ah, sapa tau da lowongan, klo office mah "gampang"
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.