LENSAINDONESIA.COM: Uruguay menjadi negara kedua setelah di Amerika Latin Setelah Kuba yang melegalkan aborsi bagi semua wanita. Dengan suara mayoritas 17-14, Senat Uruguay akhirnya menyetujui legalisasi yang memungkinkan wanita melakukan aborsi pada 12 minggu pertama kehamilan karena tindakan ini dianggap justru akan menyelamatkan banyak nyawa.
"Dengan undang-undang ini, kami bergabung dengan jajaran negara maju yang sebagian besar telah mengadopsi sikap untuk meliberalisasi, mengakui kegagalan hukum pidana untuk menghindari aborsi," kata Senator pemerintah, Luis Gallo, seperti dilansir BBC News, Kamis (18/10/2012).
Proposal telah disetujui oleh majelis rendah Kongres dan Senat, namun politisi dari kedua sisi yang berdebat menyetujui perubahan lebih lanjut dan mengadakan suara lain.
Keputusan itu tentu saja memicu kontroversi di negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik Roma ini. Banyak bermunculan aktivis yang pro dan anti-aborsi.
Aktivis yang pro-aborsi mengatakan banyak nyawa yang akan terselamatkan dibanding melakukan aborsi secara diam-diam, yang justru dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Sedangkan aktivis anti-aborsi meminta pemerintah untuk mengkaji lagi dan lebih mendorong adopsi, ketimbang harus mengubah hukum dan melegalkan aborsi.
"Aborsi bukanlah tindakan medis. Tindakan ini tidak berusaha untuk melindungi dan menjaga kesehatan pasien," kata Senator oposisi, Alfredo Solari.
Sekedar diketahui di Kuba, aborsi legal dan tersedia berdasarkan permintaan. Aborsi juga diperbolehkan hingga 12 minggu kehamilan di banyak negara bagian Meksiko dan di daerah ibukota, Mexico City. Sedangkan di negara-negara Amerika Latin lainnya, hanya diperbolehkan dalam kasus pemerkosaan atau risiko kesehatan bagi wanita.
http://www.lensaindonesia.com/2012/1...ua-wanita.html
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.