Presiden Republik Afrika Tengah, Francois Bozize merelakan anaknya dibui, karena menolak membayar tagihan hotel. Ia justru yang memerintahkan kepolisian setempat untuk menahan anaknya.
Perintah itu datang langsung dari Presiden Republik Afrika Tengah, Francois Bozize. Isinya memerintahkan Kepolisian Nasional Republik Afrika Tengah (SRI) untuk menahan Kevin Bozize, yang tak lain adalah anak Francois. Perintah ini keluar, setelah sang anak menolak membayar tagihan sebuah hotel bintang lima di Bangui, Ibu Kota Afrika Tengah. Angkanya mencapai 12 ribu euro atau sekitar Rp 148 juta.
Spoiler for Selengkapnya:
Kevin Bozize yang juga merupakan perwira berpangkat Kapten ini ditahan pada 6 November lalu. â??Dia menghabiskan beberapa hari di Ledger Plaza Hotel dan tidak membayar tagihan untuk kamar, makanan serta layanan lainnya. Tagihannya diperkirakan hampir delapan juta franc (sekitar Rp 148 juta)â??, ujar sumber kepolisian seperti dikutip kantor berita AFP. Ketika manajer Ledger Plaza Hotel meminta untuk membayar tagihannya, Kevin menolak. Menerima informasi ini, Francois yang naik ke tampuk kekuasaan lewat kudeta militer pada 2003 ini langsung memerintahkan keduanya dipanggil. Di depan manajer hotel, Kevin mengakui menginap di hotel Ledger, tetapi ia bersikeras telah membayar semua tagihan. Pengakuan Kevin, membuat sang manajer ditahan. Namun belakangan ia dibebaskan, karena terbukti tidak terlibat dalam aksi si Kevin. Kevin seakan mengikuti jejak para perwira militer di negeri yang baru merdeka pada 1960 itu. Apa yang dilakukan Kevin, jamak dilakukan perwira militer dan pejabat di negeri bekas jajahan Prancis ini. Kasus ini menyadarkan Francois bahwa anaknya hanyalah satu dari beberapa perwira tinggi di Afrika Tengah yang berutang ke hotel-hotel di seantero Afrika Tengah. Mereka kerap menggunakan kekuasaan untuk menikmati fasilitas mewah seperti hotel dan tempat hiburan, secara gratis.
Francois pun memerintahkan bawahannya membayar semua biaya akibat kelakuan mereka. Jika tidak, maka mereka akan diadili bahkan dipenjara tanpa pengecualian, sesuai hukum yang berlaku. Francois juga menginstruksikan proses hukum yang sama bagi anaknya. Seadil-adilnya. Ia juga tak keberatan jika Kevin diajukan ke pengadilan. Francois memang dikenal tegas. Francois memimpin Afrika Tengah pada 2003 setelah berhasil menggulingkan Presiden Ange-Felix Patasse melalui kudeta militer. Posisinya kian kukuh setelah memenangi pemilu dua tahun kemudian. Pada pemilu yang berlangsung Maret 2005, Francois memperoleh suara terbanyak, walaupun belum memenuhi jumlah suara yang dibutuhkan. Pada pemilu putaran kedua di bulan Mei tahun yang sama, ia meraih 64,6 persen suara, mengalahkan rivalnya perdana menteri terakhir pemerintahan Patasse, Martin Ziguele. Ia disumpah pada 11 Juni 2005. Francois harus bekerja keras memerangi kemiskinan dan korupsi yang menggerogoti negerinya. Bahkan di awal masa pemerintahannya, Francois langsung dihadapkan pada aksi mogok para pegawai negeri sipil, yang ditunggangi lawan politiknya. Sikap tegas, mengantarkan Francois kembali memenangi Pemilu 2011. Francois Bozize dan wakilnya, Abel Goumba kembali memimpin Republik Afrika Tengah hingga 2016.
Spoiler for Presiden Rep. Afrika Tengah, Francois Bozize:
Ane Masih mengharap di tahun 2014 ada presiden Indonesia yg yang bisa nyontek kebijakan presiden afrika tengah ini gan....
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.